Budidaya Ayam Broiler
Senin, 08 Juli 2013
Budidaya Ayam Broiler: Tips Memelihara Ternak Ayam Broiler / Pedaging
Budidaya Ayam Broiler: Budidaya Ayam Broiler / Pedaging: TIPS MEMELIHARA TERNAK AYAM BROILER Ayam broiler telah menjadi primadona dalam bisnis ternak unggas selain ternak ayam kampung ...
Budidaya Ayam Broiler / Pedaging
TIPS
MEMELIHARA TERNAK AYAM BROILER
Ayam broiler telah menjadi primadona dalam bisnis
ternak unggas selain ternak ayam kampung yang lebih dulu dilakukan. Hal yang
menarik dari bisnis ayam broiler adalah masa panen yang cukup singkat.
Hanya dalam waktu 40 hari ayam broiler sudah dapat dipanen. Hal ini membuat
peternak yang memiliki modal terbatas dapat lebih cepat memutar modal dan
memetik keuntungan. Selain itu pemasaran dari daging ayam broiler cukup mudah
karena animo masyarakat akan daging yang satu ini cukup besar. Namun tidak
sedikit peternak ayam broiler justru merugi dan akhirnya gulung tikar, karena
kurangnya pengetahuan dalam bidang ternak ayam broiler. Penyebab kerugian dalam
ternak ayam broiler bermacam-macam antara lain tingkat kematian yang tinggi,
waktu panen yang lama, bobot ayam tidak memenuhi standard dan lain-lain. Karena
itu peternak ayam broiler harus mengetahui secara detail setiap langkah dan
komponen penentu keberhasilan ternak ayam broiler.
Agar ternak ayam broiler memberikan keuntungan bagi
peternak, ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh peternak antara lain:
1. Sistem Kandang Ayam Broiler
Kandang ayam broiler harus memenuhi syarat-syarat
teknis dan kesehatan ternak, antara lain : tidak bocor waktu hujan, ventilasi
cukup dan sinar matahari tidak dapat masuk secara langsung ke dalam kandang. Jarak antar kandang tidak terlalu
rapat, dengan jarak minimal antar kandang selebar satu kandang. Saluran-saluran
air atau pembuangan di sekitar kandang harus lancar.
Lantai kandang harus miring ke satu atau dua arah
untuk mempercepat proses pembersihan dan mencegah menggenangnya air di dalam
kandang. Bahan-bahan
dan konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama sehingga tidak cepat rusak
ataupun membahayakan pekerja.
2. Peralatan kandang Ayam Broiler
Peralatan kandang dalam ternak ayam broiler yang cukup
vital antara lain tempat pakan (feeder), tempat minuman (drinker), pemanas,
seng pelindung anak ayam (chick guard), layar/tirai penutup kandang dan alat
semprot desinfektan (sprayer).
Semua peralatan itu harus tersedia dalam jumlah yang
cukup. Sebab jika peralatan tersebut kurang dari kebutuhan berdasarkan jumlah
ayam yang dipelihara, dapat menimbulkan masalah seperti : berat badan standar
akan sulit tercapai. Jumlah ayam yang kerdil akan tinggi. Problem penyakit yang
timbul akan lebih sering dan sulit untuk diatasi. Angka kematian tinggi serta
kualitas rata-rata ayam secara keseluruhan akan jelek.
3. Pemilihan Anak ayam /DOC (Day Old Chicken).
Pemilihan anak ayam broiler yang dipelihara sangat
penting untuk diperhatikan, karena menentukan keberhasilan dalam beternak. Anak
ayam umur sehari (DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri : bulu kering dan bersih,
berat tidak dibawah standar (minimal ± 39 gr/ekor), lincah, tidak mempunyai
cacat tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit tertentu seperti
ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang dapat dilihat dari adanya kotoran berwarna
putih yang melekat pada dubur.
4. Pakan / Makanan
Pakan yang
baik adalah yang cukup mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ayam
(protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin dan asam-asam amino).
Hal ini dapat dilihat dari standar
kebutuhan zat-zat makanan pada masing-masing eriode pemeliharaan yang dapat
dipenuhi oleh pakan tersebut. Yang juga tidak kalah penting tapi sering
terlupakan adalah pakan tersebut harus tidak menyebabkan diare, sebab diare
dapat menyebabkan litter menjadi basah sehingga konsentrasi amoniak di dalam
kandang meningkat. Pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit dan problem berat
badan.
5. Obat-obatan
Obat-obatan
harus disiapkan sebelum menjalankan ternak ayam broiler, agar jika ada gejala
gangguan penyakit dapat segera diatasi dan tidak menimbulkan kerugian.
Obat-obatan yang disiapkan meliputi antibiotika, vaksin dan vitamin yang
dibutuhkan untuk membantu mempertahankan kesehatan ayam, ataupun mengobati ayam
bila terserang penyakit.
Pemilihan dan pemakaian obat-obatan yang digunakan harus tepat sesuai dengan kasus yang dihadapi. Oleh sebab itu, diagnosa penyakit tidak boleh salah untuk keefektifan terapi pengobatan yang dijalankan.
Pemilihan dan pemakaian obat-obatan yang digunakan harus tepat sesuai dengan kasus yang dihadapi. Oleh sebab itu, diagnosa penyakit tidak boleh salah untuk keefektifan terapi pengobatan yang dijalankan.
Yang wajib untuk dipahami peternak, adalah obat-obatan
ini hanya sebagai pendukung, bukan faktor utama yang menyebabkan ayam menjadi
sehat. Sebab, faktor utama untuk menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi
dan tata laksana pemeliharaan yang benar. Obat-obatan yang bagus dan mahal
tidak akan bermanfaat banyak bila sanitasi dan manajemen pemeliharannya buruk.
Malah dapat menimbulkan kerugian, karena problem penyakit akan sering muncul
dan sulit untuk diatasi, yang pada akhirnya biaya produksi menjadi tinggi.
6. Manajemen pemeliharaan
Faktor-faktor di atas dapat
berfungsi dengan baik bila manajemen atau tatalaksana pemeliharaan yang
dijalankan benar. Manajemen yang baik akan meningkatkan efisiensi faktor-faktor
produksi, sehingga memperkecil beban pengeluaran, yang pada akhirnya dapat
memperbesar keuntungan yang diperoleh.
7. Pemasaran
Akhir dari masa pemeliharaan ayam
broiler akan bermuara pada pemasaran, sehingga tahap pemasaran ini tidak dapat
dipisahkan dari keberhasilan suatu usaha. Akan sia-sia kerja yang baik apabila
penanganan pemasaran broilernya dilakukan kurang rapi dan terencana karena
dapat mengurangi perolehan peternak.
Pemasaran yang baik adalah yang tepat waktu, memakan
waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan harga jual yang relatif tinggi. Akan
tetapi harga jual di sini tentu saja mengikuti pasaran yang berlaku. Oleh sebab
itu, faktor ketepatan waktu dan lamanya proses pengangkatan ayam dari kandang
sangat penting diperhatikan.
Pemasaran yang terlambat, walau hanya satu-dua hari,
akan memperbesar biaya produksi terutama untuk pakan. Sedang proses
pengangkutan ayam dari kandang yang berlarut-larut akan menimbulkan stres pada
ayam sehingga akhirnya akan meningkatkan angka kematian, yang tentu saja
menjadi beban peternak.
UKURAN KANDANG
Tidak ada ukuran
standar kandang ideal untuk ayam broiler. Namun sebaiknya anda membuat
kandang dengan lebar 4-8 meter dan panjang tidak lebih dari 70 meter. Yang
perlu mendapat perhatian anda adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Setiap meter persegi sebaiknya di isi 45-55 ekor DOC
sampai umur dua minggu. Kemudian jumlahnya bisa anda kurangi sesuai
dengan bertambahnya umur ayam.
Lantai Kandang Ayam Tanpa Sekam
ADA beberapa
tipe lantai kandang ayam broiler (pedaging/potong) yang dipakai peternak di
Indonesia yaitu lantai tanah/semen (deep litter), berbilah (berlubang)
(all-slat) dan kombinasi (slat and litter. Lantai tanah/semen adalah kandang
yang lantainya dari tanah dipadatkan atau disemen dan di atasnya ditabur bahan
alas lantai seperti sekam. Lantai berbilah, adalah kandang dibuat model
panggung yang lantainya dibuat jajaran kayu dengan celah antarkayu sekitar 1-2
cm sehingga kotoran jatuh ke tanah, sedang kombinasi yaitu kandang sebagian
lantai tanah dan sebagian panggung biasanya digunakan di pembibit ayam
(breeding farm)
Pada kandang berlantai tanah biasanya lantai ditaburi/dialasi dengan sekam setebal 5 sd 10 cm dan digunakan memelihara ayam broiler dari umur 1 hari sampai panen (42 hari), jika basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru. Pada kandang panggung lantai dialasi plastik/terpal dulu baru ditebar sekam dan digunakan untuk memelihara ayam dari umur 1 sd 14 hari untuk menghindari kaki ayam terperosok, setelah itu alas plastik/ terpal dikeluarkan sehingga kotoran jatuh ke tanah. Untuk bahan alas lantai yang biasa digunakan peternak adalah sekam, mungkin alasan utama adalah murah dan mudah didapat, namun karena sekam sekarang bersaing dengan usaha industri batu bata maka harga meningkat dan sampai peternak di Kedu Temanggung kesulitan sekam dan mengancam kelangsungan usaha.
Pada kandang berlantai tanah biasanya lantai ditaburi/dialasi dengan sekam setebal 5 sd 10 cm dan digunakan memelihara ayam broiler dari umur 1 hari sampai panen (42 hari), jika basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru. Pada kandang panggung lantai dialasi plastik/terpal dulu baru ditebar sekam dan digunakan untuk memelihara ayam dari umur 1 sd 14 hari untuk menghindari kaki ayam terperosok, setelah itu alas plastik/ terpal dikeluarkan sehingga kotoran jatuh ke tanah. Untuk bahan alas lantai yang biasa digunakan peternak adalah sekam, mungkin alasan utama adalah murah dan mudah didapat, namun karena sekam sekarang bersaing dengan usaha industri batu bata maka harga meningkat dan sampai peternak di Kedu Temanggung kesulitan sekam dan mengancam kelangsungan usaha.
Bahan Lantai Kandang
Sebenarnya peternak dapat menggunakan bahan alas lantai kandang (litter) tidak harus sekam, boleh dari bahan lain karena hakikatnya bahan yang dipakai harus mempunyai daya serap terhadap air tinggi. Menurut Brake (1992) bahwa bahan litter yang baik adalah bahan yang: 1) bersifat absorben, 2) bebas debu, 3) sukar untuk dimakan ayam, 4) tidak beracun, 5) murah/berlimpah, dan mudah diangkut/diganti.
1. Absorben maksudnya mempunyai daya serap terhadap air tinggi sehingga kotoran cepat kering.
2. Bebas debu maksudnya jika sudah ditempatinya ayam tidak mengeluarkan debu yang dapat menyebabkan iritasi pada mata ayam maupun pekerja.
3. Sukar untuk dimakan ayam maksudnya ukuran partikel bahan litter lebih besar dibanding ukuran partikel pakan terutama di awal pemeliharaan.
4. Tidak beracun maksudnya jika bahan litter ada yang termakan oleh ayam tidak akan mematikan ayam.
5. Murah dan mudah didapat maksudnya bahan yang dipakai tidak menjadikan biaya produksi jadi meningkat tajam dan ketersediaannya kontinyu.
6. Mudah diangkut/diganti maksudnya jika di dalam kandang litter basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru.
Sebenarnya peternak dapat menggunakan bahan alas lantai kandang (litter) tidak harus sekam, boleh dari bahan lain karena hakikatnya bahan yang dipakai harus mempunyai daya serap terhadap air tinggi. Menurut Brake (1992) bahwa bahan litter yang baik adalah bahan yang: 1) bersifat absorben, 2) bebas debu, 3) sukar untuk dimakan ayam, 4) tidak beracun, 5) murah/berlimpah, dan mudah diangkut/diganti.
1. Absorben maksudnya mempunyai daya serap terhadap air tinggi sehingga kotoran cepat kering.
2. Bebas debu maksudnya jika sudah ditempatinya ayam tidak mengeluarkan debu yang dapat menyebabkan iritasi pada mata ayam maupun pekerja.
3. Sukar untuk dimakan ayam maksudnya ukuran partikel bahan litter lebih besar dibanding ukuran partikel pakan terutama di awal pemeliharaan.
4. Tidak beracun maksudnya jika bahan litter ada yang termakan oleh ayam tidak akan mematikan ayam.
5. Murah dan mudah didapat maksudnya bahan yang dipakai tidak menjadikan biaya produksi jadi meningkat tajam dan ketersediaannya kontinyu.
6. Mudah diangkut/diganti maksudnya jika di dalam kandang litter basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru.
Pada pemeliharaan broiler secara
komersial, pada umumnya anak ayam diperoleh dari penetasan dengan menggunakan
mesin tetas. Oleh sebab itu dibutuhkan induk buatan sebagai pengganti
untuk melindungi anak ayam dari kondisi lingkungan yang buruk. Dengan adanya
induk buatan tersebut maka anak ayam akan dapat tumbuh dengan baik.
Sistim induk buatan inilah yang sering kita kenal dengan istilah brooding
Brooding berasal dari kata brood
yang berarti seperindukan. Jadi masa brooding adalah masa dimana
anak ayam masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan sampai umur
tertentu yaitu sampai anak ayam bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu
lingkungannya. Masa brooding merupakan salah satu periode kehidupan ayam
dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas ayam pada
fase berikutnya. Keberhasilan pada fase brooding ini akan diikuti oleh
fase berikutnya sehingga memudahkan peternak untuk memperoleh keuntungan
yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan menyebabkan
kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini
karena potensi genetik ayam tidak dapat muncul secara optimal.
Tujuan dari brooding adalah untuk
menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi
anak ayam dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Pada masa itu
merupakan masa yang paling menentukan, karena akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan masa selanjutnya. Pada saat anak ayam berumur 0 sampai 14
hari, akan terjadi perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel
ini meliputi perkembangan saluran pen- cernaan, perkembangan saluran pernapasan
dan perkembangan sistem kekebalan.
Masa brooding ini akan berpengaruh
pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa petumbuhan hypertropia
yaitu sel-sel akan memperbesar ukurannya atau terjadi pendewasaan
sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada
pembelahan yang sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila
terjadi gangguan maka dapat juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi
6 sel. Akibatnya, pada fase pertumbuhan hypertropi, karena jumlah sel
yang lebih sedikit maka akan menghasilkan organ yang lebih kecil pula dengan
fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan masa brooding ini sangat dipengaruhi
oleh suhu, kelembapan dan kualitas udara dalam kandang.
Sebelum membuat brooding, kandang
dan peralatan kandang harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah
dalam mempersiapkan kandang antara lain:
1. membersihkan kotoran dan sekam
yang ada dalam kandang habis panen
2. memasangan tirai kandang dilakukan
dengan cara menutup semua permukaan dinding kandang
3. Mencuci kandang dengan air bersih.
Dilakukan dengan cara membasahi atau menyemprot kandang dengan air
disemua permukaannya.
4. Mencuci dengan deterjen. Pencucian
ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisma yang memiliki lapisan lunak
sebagai pelindung saat berada di luar tubuh ternak dan juga akan menurunkan
tegangan permukaan dari kotoran-kotoran ayam yang menempel di lantai atau
dinding kandang.
5. Mencuci dengan desinfektan. Kegiatan
mencuci/menyemprokan dengan desinfektan ini ber tujuan agar semua
mikroorganisma yang masih menempel di dinding-dinding kandang, langit-langit
kandang, lantai kandang, tirai yang telah dipasang didinding kandang serta
dilingkungan sekitar kandang mati.
6. Mengapur kandang, dengan cara
kapur diencerkan dengan air, kemudian dioleskan dengan alat kuas pada
permukaan kandang, yang meliputi : dinding kandang baik di dalam maupun di luar
kandang, lantai kandang, kerangka kandang dan lantai disekitar kandang.
7. Menebar sekam. Sebelum dimasukkan
kedalam kandang pastikan bahwa sekam sudah disemprot dengan NaOH atau
desinfektan lainnya, setelah kering baru dimasukkan.
Setelah kandang dan peralatannya
sudah siap maka kegiatan selanjutnya adalah membuat brooding. Brooding harus
sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari sebelum DOC broiler tiba. Brooding yang
baik harus dapat melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang
mendadak dan serangan hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem yang
mendukung brooding antara lain heater (pemanas), chick guard
(sekat), tempat ransum dan minum, litter, pencahayaan, suhu dan
kelembapan sirkulasi udara dan kepadatan brooding.
Ukuran brooding tergantung dari
jumlah dan umur ayam. Semakin besar dan umur ayam semakin bertambah, maka
brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam brooding jangan
terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi udara
bagi ayam. Pelebaran chicken guard dapat dimulai pada hari ke 4 sesuai dengan
pertumbuhan ayam dan kepadatan kandang. Brooding pada ayam broiler
pada umumnya dipergunakan sampai ayam berumur 15 hari. Diatas umur tersebut
brooding tidak dipergunakan lagi.
Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:
1. Pemanas (heater)
Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan
panas yang cukup, stabil dan terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam memilih pemanas yaitu
a. mudah mengoperasikannya
b. suhunya selalu stabil
c. bahan baku mudah tersedia
d. biaya murah
b. suhunya selalu stabil
c. bahan baku mudah tersedia
d. biaya murah
2. Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai
di peternak adalah gasolec (infra
red gass brooder), semawar (sumber panas dari minya tanah),
batu bara, lampu bohlam, kayu bakar, serbuk gergaji dan sumber
panas lainnya.
3. Sekat (Chick Guard Brooder)
Sekat (Chick Guard Brooder) dapat
dibuat dari bahan seng yang dibuat secara melingkar di dalam
ruangan kandang yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum
dan tirai kandang. Chick guard berfungsi untuk membantu agar panas brooding
tetap terfokus dan DOC tidak menyebar keseluruh ruang kandang. Sedangkan
fungsi lain untuk melindungi anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar.
Idealnya sekat atau chick guard berbentuk melingkar atau elips. Fungsi sekat
ini untuk menghindari penumpukan anak ayam pada sudut brooding. Namun pada
prakteknya banyak juga yang berbentuk segi empat atau dengan cara
menyekat kandang, karena lebih praktis. Untuk membuat dan memasang chick guard
maka disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara. Ketentuannya untuk 1
m2 dapat menampung 50 ekor DOC, sehingga dengan menggunakan rumus luas
lingkaran yaitu , maka diameter dan keliling brooding dapat dibuat.
4. Alas lantai kandang ( litter )
Liiter merupakan alas lantai kandang yang
berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya
lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga kehangatan kandang brooder. Bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap airnya
baik, tidak berdebu, mudah didapat dan murah harganya. Beberapa bahan dari
limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai litter antara laini sekam padi,
tongkol jagung, kulit kacang kedele, kulit kacang hijau, kulit kacang tanah,
jerami padi serta limbah penggergajian kayu.
Bahan litter harus berbersih dari
kotoran atau kuman, oleh sebab itu sebelum digunakan perlu didesinfeksi
terlebih dahulu dengan menggunakan larutan desinfektan. Dalam penggunaannya,
sekam di tabor secara merata dalam brooding dengan ketinggian 7-8 cm. Diatas
litter perlu di alasi dengan menggunakan kertas Koran agar tempat pakan tetap
bersih dan menjaga anak ayam tidak makan litter.
5. Tempat pakan dan tempat minum
Tempat ransum dan tempat minum dapat
diperoleh baik dari limbah/ barang bekas yang mudah didapat seperti
potongan box DOC ataupun tempat pakan yang sudah jadi yang banyak
di jual di poultry shop.
Tempat ini biasanya sudah di design
khusus untuk anak ayam. Pada ayam yang masih kecil yaitu berumur kurang dari 2
minggu, tempat ransum berbentuk seperti nampan Untuk chickend plate atau baby chick feeder (tempat
pakan anak ayam) dengan diameter 35 cm maka dapat menampung sekitar
75-100 ekor. Demikian juga dengan chickend found (tempat minum anak
ayam) mampu menampung 50-75 ekor
6. Cahaya, suhu dan kelembapan
Untuk dapat tumbuh secara optimal,
broiler perlu mengkonsumsi ransumnya secara maksimal. Oleh sebab itu perlu
pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding. Pada minggu pertama
broiler membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam selama 24 jam. Adanya
pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu mengkonsumsi ransum. Cahaya
juga dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang
berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan
anak ayam. Sedangkan kebutuhan pencahayaan dalam masa brooding adalah antara
10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2. Lama pencahayaan tergantung
pada umur anak ayam. Semakin besar umur ayam maka membutuhkan waktu yang lebih
kecil. Pada umur 1-3 hari lama pencahayaan 24 jam, umur 4-7 hari adalah 22 jam,
umur 8-14 hari adalah 20 jam, umur 15-21 hari adalah 18 jam dan menjelang panen
yaitu umur 22-24 hari adalah 16 jam
Pada masa brooding maka perlu
perhatian ekstra baik suhu maupun kelembapannya. Pengontrolan suhu ini harus
dilakukan sesering mungkin, dengan menggunakan thermometer yang diletakkan
dalam kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm diatas litter. Atau dapat juga
dilakukan dengan melihat aktivitas dan penyebaran anak ayam yaitu apakah
anak ayam akan menyebar rata dalam brooding, mendekati pemanas atau malah menjauhi
pemanas. Demikian juga halnya dengan kelembapan, dimana kelembapan yang terlalu
tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri pengurai asam urat
dalam feses menghasilkan gas ammonia lebih banyak. Sedangkan kebutuhan suhu dan
kelembapan masa brooding adalah sbb:
Tabel 1. Suhu dan kelembapan kandang
brooder
Umur(hari)
|
Suhu (0 Celcius)
|
Kelembapan (%)
|
0-3
4-7
8-14
15-21
22-24
|
33-31
32-31
30-28
28-26
26-23
|
55-60
55-60
55-60
55-60
55-65
|
Sumber : Manual Guide Logman, 2004
7. Sirkulasi udara
Pengaturan ventilasi dilakukan
dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun demikian pengaturan ini
harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kecepatan angin
sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi bau ammonia,
debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat
menyebabkan kandungan O2 berkurang dan gas beracun yaitu CO2 dan amoniak akan
meningkat.Cara pengaturan tirai adalah :
1. Minggu I : tirai
kandang tertutup rapat
2. Minggu II : tirai kandang
dibuka sepertiga pada bagian atas
3. Minggu III : tirai kandang dibuka
2/3 pada bagian atas
4. Minggu IV : tirai kandang sudah
terbuka semua.
8. Kepadatan kandang
Kandang brooder yang terlalu padat
akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan amoniak, mempengaruhi aktivitas
ayam dan meningkatkan persaingan antar ayam dalam mendapatkan oksigen dan
makanan serta menstimulasi kanibalisme pada ayam. Pengaturan kepadatan kandang
brooder adalah dengan cara melebarkan chick guard setiap 3-4 hari sekali sampai
anak ayam berumur 14 hari. Pada saat itu ayam sudah tidak membutuhkan kandang
brooder lagi dan ayam akan memenuhi seluruh ruang kandang sampai nanti
saat panen tiba
Ada beberapa hal tatalaksana masa brooding yang
perlu dilakukan yaitu:
a. Pastikan bahwa semua
peralatan kandang berfungsi dengan baik
b. Hitung jumlah kebutuhan peralatan brooding dan
atur sesuai dengan tata letaknya
c. Tiga jam sebelum DOC
tiba, lakukan :
·
Isi tempat minum dengan larutan gula dengan konsentrasi 2%
·
Isi ransum untuk DOC (pakan starter) ke tempat pakan “chickend plate”
·
Nyalakan pemanas
·
Atur ketinggian dan posisi pemanas, sampai tercapai suhu yang ideal.
d. Pasang lampu di setiap area
brooding terutama di malam hari
Setelah DOC tiba, secepatnya DOC
ditangani dengan baik. Kegiatan ini dimulai dari menghitung jumlah box DOC, cek
sample DOC yang ada dalam box, DOC yang mati serta kondisi secara umum (lincah,
diam, cacat, dll). Hitung berat DOC rata-rata dengan cara menimbang DOC
yang masih dalam box. Berat rata-rata DOC = Berat box yang berisi DOC
dikurangi dengan box kosong kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah DOC yang ada
dalam box. Berat DOC ideal adalah ± 41 gram. Bukalah box DOC dan segera
masukkan dalam brooding sambil dihitung jumlahnya serta sekalian diseleksi. DOC
yang baik mempunyai cirri-ciri: Lincah, aktif mencari makan, bentuk paruh
normal, mata (bulat, bersinar dan tidak cacat), berat badan normal/sesuai
standart, bulu kering, halus dan lembut, anus tidak basah dan tidak membuka,
perut kering dan tidak keras/besar serta kaki tidak bengkak.
Bila brooding terlalu panas maka
regulator pemanas diatur dengan cara mengangkat pemanas, sumber panas dikurangi
atau membuka sebagian tirai. Sebagai
control Anda dapat melihat tingkah laku DOC, apakah menyebar merata artinya
pemanas sesuai yang dibutuhkan, atau DOC mendekati pemanas yang artinya suhu
pemanas kurang atau menjauhi pemanas yang artinya suhu pemanas terlalu tinggi.
Berikan ransum secara ad libitum
dalam brooding tetapi cara pemberiannya dilakukan sedikit demi sedikit sesering
mungkin. Berikan air minum dengan menggunakan air yang bersih, segar dan
dingin. Berikan vitamin atau obat anti stress yang dilarutkan dalam air
minumnya pada saat DOC baru tiba, cuaca buruk, 3 hari sebelum dan 3 hari
setelah dilakukan vaksinasi. Lakukan vaksinasi ND pada saat anak ayam berumur 4
hari dengan cara tetes mata dan kill. Masa brooding ini berlangsung selama 2
minggu.
Pembuatan Kandang
Ventilasi Kandang
Ventilasi adalah salah satu pendukung kenyamanan ayam broiler di dalam kandang. Ventilasi yang baik dapat mengalirkan oksigen yang dibutuhkan oleh ayam dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam kandang.
Ventilasi harus dibuat dengan memperhitungkan kapasitas kandang dan oksigen yang tersedia. Setiap berat hidup 1 kg ayam membutuhkan setidaknya oksigen 739 ml per jam dan dalam waktu tersebut sekurang-kurangnya 711 ml karbondioksida dikeluarkan. Bila ayam di dalam ruang kandang aktif bergerak, maka kebutuhan oksigen meningkat sampai tiga kali lebih besar. Artinya, oksigen harus tersedia lebih banyak.
Bila suhu di dalam ruang kandang naik dan lkelembaban udaranya diatas batas kenyamanan, maka ayam megap-megap, banyak minum, dan nafsu makannya berkurang. Dalam hal ini anda harus mengusahakan agar sirkulasi udara tetap berjalan dengan baik.
Kandang yang terlalu luas tanpa didukung kecepatan angin yang cukup akan menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruang kandang berlangsung kurang baik. Anda bisa mengatasinya dengan mempersempit kandang atau menggunakan kipas angin untuk memungkinkan pertukaran udara yang lebih baik.
Angin yang terlalu cepat juga kurang efektif dalam menjamin pertukaran udara di dalam ruang kandang. Anda harus menghasilkan kecepatan angin dengan membuat ventilasi silang.
Ventilasi adalah salah satu pendukung kenyamanan ayam broiler di dalam kandang. Ventilasi yang baik dapat mengalirkan oksigen yang dibutuhkan oleh ayam dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam kandang.
Ventilasi harus dibuat dengan memperhitungkan kapasitas kandang dan oksigen yang tersedia. Setiap berat hidup 1 kg ayam membutuhkan setidaknya oksigen 739 ml per jam dan dalam waktu tersebut sekurang-kurangnya 711 ml karbondioksida dikeluarkan. Bila ayam di dalam ruang kandang aktif bergerak, maka kebutuhan oksigen meningkat sampai tiga kali lebih besar. Artinya, oksigen harus tersedia lebih banyak.
Bila suhu di dalam ruang kandang naik dan lkelembaban udaranya diatas batas kenyamanan, maka ayam megap-megap, banyak minum, dan nafsu makannya berkurang. Dalam hal ini anda harus mengusahakan agar sirkulasi udara tetap berjalan dengan baik.
Kandang yang terlalu luas tanpa didukung kecepatan angin yang cukup akan menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruang kandang berlangsung kurang baik. Anda bisa mengatasinya dengan mempersempit kandang atau menggunakan kipas angin untuk memungkinkan pertukaran udara yang lebih baik.
Angin yang terlalu cepat juga kurang efektif dalam menjamin pertukaran udara di dalam ruang kandang. Anda harus menghasilkan kecepatan angin dengan membuat ventilasi silang.
Atap Kandang
Usahakan anda memilih bahan atap kandang yang memiliki daya serap rendah terhadap panas. Dengan demikian ayam broiler akan nyaman di dalam kandang. Bahan atap yang memiliki warna muda adalah salah satu alternatif yang pantas dipilih karena mempunyai daya serap panas yang rendah.
Usahakan anda memilih bahan atap kandang yang memiliki daya serap rendah terhadap panas. Dengan demikian ayam broiler akan nyaman di dalam kandang. Bahan atap yang memiliki warna muda adalah salah satu alternatif yang pantas dipilih karena mempunyai daya serap panas yang rendah.
Karakteristik
Daya Serap Bahan Atap Terhadap Panas
|
|
Bahan Atap
Kandang
|
Tingkat Penyerapan (%)
|
Asbes semen (baru)
|
40
|
Asbes semen (lama)
|
70
|
Seng berombak (baru)
|
74
|
Seng berombak (lama)
|
90
|
Genting merah muda (baru)
|
47
|
genting (lama)
|
65
|
Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk
menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk
pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal
untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka
tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa
yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress,
pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
Pakan
- Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang
diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat
badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad
libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
- Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua)
tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang
harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan
(umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan
biasanya tertulis pada kemasannya. -Penambahan POC NASA lewat air minum dengan
dosis 1 – 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah
cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
- Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen
khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan
nutrisi lebih banyak dan lengkap.
- Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed
Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan
dibagi total bobot ayam yang dipanen.
Contoh
perhitungan :Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan,
karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang
tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan
ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu
vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata,
dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta
melalui suntikan atau air minum.
Teknis
Pemeliharaan
- Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke
indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA
dengan dosis + 1 – 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1
cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama
transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg
untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya
pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk
butiran-butiran kecil (crumbles).
- Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah
berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/liter air
minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat
pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada
hari ke-4.
- Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan
seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi
suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg
untuk 100 ekor ayam.
- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari
yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor.
Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan
vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air
minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu,
agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin
sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau
VITERNA Plus dengan dosis tetap.
- Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari
karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan
untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan
adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam
juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap
penyakit.
- Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah
tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah
tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga
lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk
100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam.
Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut,
ayam sudah dapat dipanen.
- Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang
lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus
dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai
bobot 2,25 kg.
Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler
yaitu :- Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel
darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang
berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 – 2 hari muncul gejala syaraf,
yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati.
Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam
lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan,
maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga
agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh
yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu
makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan
tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara
langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan
peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat
dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory
Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin
dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda
menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran
berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan
lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan
dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur
(Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah
terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah
kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella
pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi.
Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang
memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi
kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika
ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh
kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah
menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin
atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus
sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan
ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai
mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan
lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan
pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan
mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat
dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol
Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat
juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan
kandungan :
1.
Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan
lain-lain.2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.
Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan
dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari
kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan
lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan
dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal
selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan
bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
PERALATAN
KANDANG
kebutuhan berdasarkan jumlah ayam yang anda pelihara,
maka usaha ternak ayam broiler anda dapat terkena masalah, yaitu :
- Berat badan standar akan sulit tercapai
- Jumlah ayam yang kerdil akan tinggi
- Problem penyakit lebih sering muncul dan sulit untuk diatasi
- Tingginya angka kematian
- Buruknya kualitas rata-rata ayam secara keseluruhan
Adapun alat-alat yang
anda sediakan di dalam kandang ayam broiler antara lain tempat pakan (feeder),
tempat minuman (drinker), pemanas, seng pelindung anak ayam (chick
guard), layar atau tirai penutup kandang, dan alat semprot desinfektan (sprayer),
Berikut ini penjelasannya untuk anda.
1.
Litter atau alas Lantai
alas lantai (litter) harus selalu dalam keadaan kering. Oleh karena itu sebaiknya tidak ada atap yang kering. Oleh karena itu sebaiknya tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk ke dalam ruang kandang.
Litter yang bagus harus mempunyai ketebalan 10 cm. Bahannya adalah campuran kulit padi atau sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya. Bisa juga berupa serutan kayu dengan panjang 3-5 cm untuk pengganti kulit padi atau sekam.
alas lantai (litter) harus selalu dalam keadaan kering. Oleh karena itu sebaiknya tidak ada atap yang kering. Oleh karena itu sebaiknya tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk ke dalam ruang kandang.
Litter yang bagus harus mempunyai ketebalan 10 cm. Bahannya adalah campuran kulit padi atau sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya. Bisa juga berupa serutan kayu dengan panjang 3-5 cm untuk pengganti kulit padi atau sekam.
2.
Indukan (Brooder)
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di bagian tengahnya. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayam ketika baru menetas.
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di bagian tengahnya. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayam ketika baru menetas.
3.
Tempat Bertengger
Tempat bertengger digunakan sebagai tempat istirahat atau tidur untuk ayam. Alat ini diletakkan di dekat dinding dan dibuat tertutup agar terhindar dari angin. Letakkanlah alat ini pada posisi lebih rendah dari tempat bertelur.
Tempat bertengger digunakan sebagai tempat istirahat atau tidur untuk ayam. Alat ini diletakkan di dekat dinding dan dibuat tertutup agar terhindar dari angin. Letakkanlah alat ini pada posisi lebih rendah dari tempat bertelur.
4.
Tempat Pakan
Tempat makan untuk ayam Broiler bisa dibuat dari bahan bambu, alumunium, atau apa saja yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat. Adapun jenis-jenis tempat pakan adalah:
Tempat makan untuk ayam Broiler bisa dibuat dari bahan bambu, alumunium, atau apa saja yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat. Adapun jenis-jenis tempat pakan adalah:
Tempat
Pakan Manual
Ragam tempat pakan manual adalah :
Ragam tempat pakan manual adalah :
1.
Tempat pakan memanjang (long feeder) dengan
standar 5 cm per ekor
2.
Tempat pakan bundar (round feeder) dengan standar
2 cm per ekor
3.
Tempat pakan nampan (tray feeder) yang umumnya
digunakan pada minggu pertama dengan standar pada hari pertama adalah satu
nampan untuk 100 ekor.
Tempat
Pakan Otomatis (Chain Feeder dan Pan Feeder).
Tempat pakan nampan digunakan pada fase brooding yang secara perlahan-lahan diganti dengan tempat pakan gantung. Untuk mencegah pakan agar tidak tumpah, maka tempat pakan harus mempunyai "bibir" serta jeruji. Tujuannya agar ayam tidak mengais makanan di tempat pakan. Tempat pakan digantung tapi piringnya bisa anda tempelkan di lantai. Pakan diisikan sebanyak sepertiga tinggi piringan.
Tempat pakan nampan digunakan pada fase brooding yang secara perlahan-lahan diganti dengan tempat pakan gantung. Untuk mencegah pakan agar tidak tumpah, maka tempat pakan harus mempunyai "bibir" serta jeruji. Tujuannya agar ayam tidak mengais makanan di tempat pakan. Tempat pakan digantung tapi piringnya bisa anda tempelkan di lantai. Pakan diisikan sebanyak sepertiga tinggi piringan.
5.
Tempat Minum
Penyediaan air bersih dan dingin secukupnya harus anda lakukan agar ayam broiler tumbuh dengan baik. Adapun jenis-jenis tempat minum ayam broiler adalah :
Penyediaan air bersih dan dingin secukupnya harus anda lakukan agar ayam broiler tumbuh dengan baik. Adapun jenis-jenis tempat minum ayam broiler adalah :
Tempat
Minum Manual.
Tempat minum berupa long drinker atau round drinker harus digantung. Pastikan tinggi bibir tempat minum sejajar dengan bagian punggung ayam bila ayam berdiri. Tempat minum ini sebaiknya memiliki bibir setidaknya 1 cm per ayam.
Tempat minum berupa long drinker atau round drinker harus digantung. Pastikan tinggi bibir tempat minum sejajar dengan bagian punggung ayam bila ayam berdiri. Tempat minum ini sebaiknya memiliki bibir setidaknya 1 cm per ayam.
Tempat
Minum Otomatis.
Tempat minum yang banyak digunakan adalah tempat minum bulat manual maupun otomatis dengan bentuk menyerupai bel (automatic bell drinker), nipples, drink cups, dan hanging automatic waterer. Ketinggian tempat minum harus anda atur sesuai tinggi punggung ayam. Sedangkan tinggi air pada tempat minum harus anda atur sesuai besar ayam. Pada tempat minum otomatis kebutuhan tersebut bisa anda atur dengan mudah.
Tempat minum yang banyak digunakan adalah tempat minum bulat manual maupun otomatis dengan bentuk menyerupai bel (automatic bell drinker), nipples, drink cups, dan hanging automatic waterer. Ketinggian tempat minum harus anda atur sesuai tinggi punggung ayam. Sedangkan tinggi air pada tempat minum harus anda atur sesuai besar ayam. Pada tempat minum otomatis kebutuhan tersebut bisa anda atur dengan mudah.
6.
Sistem Pemanas
Untuk menstabilkan suhu di dalam kandang, gunakanlah berbagai sistem pemanas. Dengan bertambahnya usia, maka ayam dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk mengatur suhu badan secara sendiri. Oleh karena itu selama 14 hari pemanas ruangan akan menjadi sumber pemanas utama.
Berbagai sistem pemanas yang bisa anda gunakan untuk pemeliharaan anak ayam umur sehari (DOC ) dan anak ayam adalah :
Untuk menstabilkan suhu di dalam kandang, gunakanlah berbagai sistem pemanas. Dengan bertambahnya usia, maka ayam dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk mengatur suhu badan secara sendiri. Oleh karena itu selama 14 hari pemanas ruangan akan menjadi sumber pemanas utama.
Berbagai sistem pemanas yang bisa anda gunakan untuk pemeliharaan anak ayam umur sehari (DOC ) dan anak ayam adalah :
o Lampu Bohlam.
Lampu bohlam 60 atau 100 watt digantungkan di dalam kandang. Tujuannya untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC. Bohlam berfungsi sebagai sarana penerangan, bukan untuk pemanas yang membutuhkan energi besar. Anda juga memerlukan pemanas alternatif untuk mengantisipasi terjadinya listrik padam dan bohlam yang mudah pecah. Bohlam tidak membutuhkan oksigen namun berisiko menimbulkan kebakaran. Keuntungannya, bohlam mudah diatur untuk memperoleh panas yang dibutuhkan.
Lampu bohlam 60 atau 100 watt digantungkan di dalam kandang. Tujuannya untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC. Bohlam berfungsi sebagai sarana penerangan, bukan untuk pemanas yang membutuhkan energi besar. Anda juga memerlukan pemanas alternatif untuk mengantisipasi terjadinya listrik padam dan bohlam yang mudah pecah. Bohlam tidak membutuhkan oksigen namun berisiko menimbulkan kebakaran. Keuntungannya, bohlam mudah diatur untuk memperoleh panas yang dibutuhkan.
o Lampu dan
Kompor Minyak Tanah.
Sumber pemanas lain yang digunakan adalah lampu minyak tanah dan kompor. Lampu minyak tanah merupakan pemanas sederhana yang digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC. Sedangkan kompor yang digunakan adalah kompor yang dilengkapi dengan seng atu plat besi yang digantung di atasnya. Bila kompor dinyalakan, maka ia memanasi seng sehingga panas yang dihasilkan bisa memanasi area yang lebih luas. Namun lampu dan kompor berisiko menyebabkan kebakaran dan menghasilkan karbondioksida. Oleh karena itu anda harus membuat ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara. Keuntungannya, lampu dan kompor ini murah, berfungsi sebagai penerangan, dan tidak berpengaruh pemadaman listrik.
Sumber pemanas lain yang digunakan adalah lampu minyak tanah dan kompor. Lampu minyak tanah merupakan pemanas sederhana yang digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC. Sedangkan kompor yang digunakan adalah kompor yang dilengkapi dengan seng atu plat besi yang digantung di atasnya. Bila kompor dinyalakan, maka ia memanasi seng sehingga panas yang dihasilkan bisa memanasi area yang lebih luas. Namun lampu dan kompor berisiko menyebabkan kebakaran dan menghasilkan karbondioksida. Oleh karena itu anda harus membuat ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara. Keuntungannya, lampu dan kompor ini murah, berfungsi sebagai penerangan, dan tidak berpengaruh pemadaman listrik.
o Tungku Batu
Bara dan Tungku Serbuk Kayu.
Prinsip kerja kedua alat ini relatif sama, yaitu tungku yang diisi batubara atau serbuk kayu. Bedanya, tungku batu bara bisa diisi akan menyisakan ruang untuk sirkulasi udara sedangkan serbuk kayu pada tungku ini harus dipadatkan sehingga membentuk saluran yang berfungsi untuk sirkulasi udara sehingga api bisa menyala.
Prinsip kerja kedua alat ini relatif sama, yaitu tungku yang diisi batubara atau serbuk kayu. Bedanya, tungku batu bara bisa diisi akan menyisakan ruang untuk sirkulasi udara sedangkan serbuk kayu pada tungku ini harus dipadatkan sehingga membentuk saluran yang berfungsi untuk sirkulasi udara sehingga api bisa menyala.
o PemanasInfra
Merah (Gas)
Denggan bahan bakar gas, api akan membakar keramik sampai membara. Bara inilah yang menghasilkan infra merah
Dari berbagai sumber pemanas tersebut, yang paling aman adalah pemanas infra merah berbahan bakar gas (infra red heater). Salah satu merek terbaiknya adalah Gasolec atau IGM karena :
Denggan bahan bakar gas, api akan membakar keramik sampai membara. Bara inilah yang menghasilkan infra merah
Dari berbagai sumber pemanas tersebut, yang paling aman adalah pemanas infra merah berbahan bakar gas (infra red heater). Salah satu merek terbaiknya adalah Gasolec atau IGM karena :
- Dilengkapi dengan alat pengaman (safety device) yang berfungsi mengamankan dengan menghentikan suplai gas jika terjadi padam nyala api sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran kandang.
- Tinggi rendahnya suhu dapat diatur berdasarkan kebutuhan dan kondisi kandang.
- Cara mengoperasikannya mudah dan efesien dengan daya tahan peralatan yang lebih lama yaitu lima tahun.
- Berdasarkan perhitungan, biaya operasionalnya lebih murah dibandingkan pemanas minyak tanah maupun batubara. Biaya LPG adalah Rp 768/e, minyak tanah Rp 882/e dan batu bara Rp 826/e.
7.
Alat-alat rutin.
Alat-alat rutin yang perlu anda sediakan antara lain suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan sebagainya.
Alat-alat rutin yang perlu anda sediakan antara lain suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan sebagainya.
Kandang
Sistem Panggung
Ayam broiler dalam kandang sistem panggung bisa dikelola secara efisien. Kandang ini tidak membutuhkan alas lantai. Memang dari segi ekonomis biaya pembuatannya lebih mahal daripada kandang sistem lantai, tetapi untuk peternakan yang sulit mencari alas lantai kandang, sistem ini merupakan pilihan utama.
Lantai panggung kandang dapat dibuat dari bahan bangunan yang murah, seperti bambu yang dibelah. Tentu saja kerapatan jarak harus diperhitungkan dengan baik. Biasanya jarak kerapatan tidak lebih dari 1,75 cm agar terjadinya kematian akibat terperosok atau terjepit dalam jeruji lantai tidak terjadi sama sekali.
Usaha ternak broiler dengan kandang sistem panggung bisa dilakukan secara terpadu dengan usaha perikanan. Dalam peternakan terpadu ini usaha peternakan broiler dijadikan usaha sampingan dengan memanfaatkan kotoran ayam yang terbuang atau makanan yang tercecer. Dari sistem peternakan terpadu, Anda bisa memperoleh hasil yang optimal dari komoditas yang beragam pada areal yang terbatas, juga adanya efisiensi bahan di dalam tempat dan waktu.
Jika anda membuat kandang ayam sistem panggung di pinggir kolam, maka dasar kandang dapat dibuat dari umpakan sebagai penumpu. Ayam membuang kotorannya langsung ke dalam kolam penampung. Kolam penampung berfungsi sebagai penyaring agar air dapat mengalir ke kolam ikan. Tetapi bila yang dipelihra adalah ikan lele, mujair, atau nila, maka kolam penampungan tidak diperlukan.
Ayam broiler dalam kandang sistem panggung bisa dikelola secara efisien. Kandang ini tidak membutuhkan alas lantai. Memang dari segi ekonomis biaya pembuatannya lebih mahal daripada kandang sistem lantai, tetapi untuk peternakan yang sulit mencari alas lantai kandang, sistem ini merupakan pilihan utama.
Lantai panggung kandang dapat dibuat dari bahan bangunan yang murah, seperti bambu yang dibelah. Tentu saja kerapatan jarak harus diperhitungkan dengan baik. Biasanya jarak kerapatan tidak lebih dari 1,75 cm agar terjadinya kematian akibat terperosok atau terjepit dalam jeruji lantai tidak terjadi sama sekali.
Usaha ternak broiler dengan kandang sistem panggung bisa dilakukan secara terpadu dengan usaha perikanan. Dalam peternakan terpadu ini usaha peternakan broiler dijadikan usaha sampingan dengan memanfaatkan kotoran ayam yang terbuang atau makanan yang tercecer. Dari sistem peternakan terpadu, Anda bisa memperoleh hasil yang optimal dari komoditas yang beragam pada areal yang terbatas, juga adanya efisiensi bahan di dalam tempat dan waktu.
Jika anda membuat kandang ayam sistem panggung di pinggir kolam, maka dasar kandang dapat dibuat dari umpakan sebagai penumpu. Ayam membuang kotorannya langsung ke dalam kolam penampung. Kolam penampung berfungsi sebagai penyaring agar air dapat mengalir ke kolam ikan. Tetapi bila yang dipelihra adalah ikan lele, mujair, atau nila, maka kolam penampungan tidak diperlukan.
Temukan kami di facebook
Langganan:
Postingan (Atom)